Subhanallah, ternyata Islam diciptakan dalam poros
keseimbangan yang luar biasa. Banyak bukti dan contoh yang bisa menjadi
saksi. Salah satunya hadits di bawah ini. "Barang siapa mengabaikan lima
golongan, maka ia akan mengalami lima kerugian." (HR. Muslim) Mau tahu
lima golongan itu?
Ulama Barang siapa yang meninggalkan ulama, maka manusia akan mengalami kerugian
dalam sisi agama. Secara sederhana bisa dengan mudah kita pahami. Saat
ramadhan datang misalnya, tanpa peran ulama yang menjelaskan berbagai
fadhilah dan keutamaan bulan Ramadhan, niscaya tak banyak pahala yang kita
dapatkan. Saat kita akan menunaikan ibadah ke tanah suci. Tanpa peran ulama,
kebingungan dan berbagai tuntutan pasti tak akan terpegang. Atau hal kecil
saja, tanpa peran ulama, kita tak pernah tahu bahwa memberi senyum pada
saudara adalah pahala.
Pemerintah
Golongan kedua yang disebut dalam hadits di atas adalah umara yang berarti
pemerintah. Boleh percaya boleh tidak, mengabai pemerintah sama artinya
dengan kerugian pada sisi dunia. Tak usah susah-susah mencari contohnya.
Ketika kita tak mempunyai KTP saja dan tiba-tiba ada razia tentu akan
kelabakan dan kesulitan-kesulitan lain akan muncul. Saat ada tak mematuhi
peratusan lalu lintas misalnya, kekacauan akan segera menyergap kita.
Pendeknya, saat kita memandang sebelah mata pada pemerintah kita akan
kehilangan nikmatnya dunia. Tapi bukan berarti oportunis lho.
Tetangga Tetangga menjadi urutan ketiga dalam hadits tersebut. Barang siapa
mengabaikan tetangga ia akan mengalami kerugian nikmat dari manfaatnya,
demikian sabda Rasulullah. Mau bukti? Boleh. Sebut saja, suatu hari Anda
terserang penyakit yang lumayan parah. Sangat kecil kemungkinan keluarga Anda
yang datang dan menengok untuk memberikan pertolongan pertama kali. Tetangga
lah yang menjadi ujung dalam hal ini, tentu saja dengan syarat. Apabila kita
baik dengan sesama.
Sahabat
Urutan keempat yang disebutkan Rasulullah adalah sahabat. Barang siapa
mengabaikan sahabat, ia tidak akan merasakan nikmatnya rasa cinta. Tentu saja
cinta yang dimaksud dalam hadits ini adalah cinta persahabatan. Percayalah
tanpa sahabat, hidup kita akan terasa hambar. Tak ada orang yang mau
mendengar curhat kita, tak ada orang yang bisa diajak berbagai tentang
soal-soal yang tak ingin Anda bagi dengan istri atau keluarga. Percayalah,
sahabat ibarat sebuah telaga yang menyejukkan kita ditengah dahaga.
Keluarga
Barang siapa mengabaikan keluarga, ia tidak akan merasakan betapa manis hidup
ini. Hadits di atas bukan isapan jempol atau asal bicara saja. Coba Anda
merenung jadi apa kita tanpa keluarga. Keluarga sama dengan rumah tangga,
tempat kita berawal dan memulai setiap langkah. Tempat kita menumpu harap,
menyusun rencana. Tempat kita menetapkan jarak yang harus ditempuh dan
merasakan nikmatnya hari. Kalau mau jujur, orang-orang yang mengkhianati
istri atau suaminya dia akan merasa terhantui perasaan bersalah atau curiga.
Ia takut suatu hari perbuatan serongnya terbongkar, ia takut pasangan
selingkuhnya ternyata berselingkuh lagi. Ya seperti multi level marketing,
satu dosa akan memancing dosa lainnya. Tapi jika Anda tak merasa risau dengan
dosa, hati-hati, jangan-jangan sudah tertutup pintu hati!
sumber :
EraMuslim.com
|
pengen follow, ga ada tombolnya :"<
ReplyDeletemaav mas.. blog nya masih tahap pengembangan... makasih saran nya mas...
Delete