“Dunia memang aneh”, Gumam Pak Ustadz
“Apanya yang aneh Pak?” Tanya Penulis yang fakir ini..
“Tidakkah antum (kamu/anda) perhatikan di sekeliling antum, bahwa dunia menjadi terbolak-balik, tuntunan jadi tontonan, tontonan jadi tuntunan,sesuatu yang wajar dan seharusnya dipergunjingkan, sementara perilakumenyimpang dan kurang ajar malah menjadi pemandangan biasa”
“Coba antum rasakan sendiri, nanti Maghrib, antum ke masjid, kenakan pakaian yang paling bagus yang antum miliki, pakai minyak wangi, pakai sorban, lalu antum berjalan kemari, nanti antum ceritakan apa yang antum alami” Kata Pak Ustadz.
Tanpa banyak tanya, penulis melakukan apa yang diperintahkan Pak Ustadz,menjelang maghrib, penulis bersiap dengan mengenakan pakaian dan wewangiandan berjalan menunju masjid yang berjarak sekitar 200 M dari rumah.
Belum setengah perjalanan, penulis berpapasan dengan seorang ibu muda yangsedang jalan-jalan sore sambil menyuapi anaknya”
“Aduh, tumben nih rapi banget, kayak pak ustadz. Mau ke mana, sih?” Tanyaibu muda itu.
Sekilas pertanyaan tadi biasa saja, karena memang kami saling kenal, tapiketika dikaitkan dengan ucapan Pak Ustadz di atas, menjadi sesuatu yanglain rasanya…
“Kenapa orang yang hendak pergi ke masjid dengan pakaian rapi dan memangsemestinya seperti itu dibilang “tumben”?