Hydraulic Clutch / Fluid Clutch
Ada dua macam mekanisme hidrolis yang digunakan dalam memindahkan tenaga
dari engine yaitu :
1. Fluid Coupling
2. Torque Converter
Kedua mekanisme diatas menggunakan fluida yang
bergerak untuk memindahkan tenaganya. Fluid Coupling tidak banyak digunakan,
namun mengingat cara kerja fluid coupling hampir sama dengan prinsip kerja torque
converter, maka pemahaman cara kerja fluid coupling akan sangat membantu dalam
mempelajari torque converter.Tapi yang akan saya bahas kali ini adalah tentang Fluid
Coupling saja.
Fluid Coupling
Fluid coupling berfungsi untuk memindahkan
tenaga dari engine ke unit yang digerakkan (dalam hal ini adalah transmission)
secara hidrolis. Secara garis besar Fluid Coupling h4anya memiliki 4 komponen
dasar yaitu :
1. Impeller
2. Turbine
3. Housing
4. Output Shaft
Dimana Impeller, sebagai bagian penggerak
(Drive), Turbine, sebagai bagian yang digerakkan(Driven), Housing, sebagain
rumah atau tempat dari cairan oli dan Output Shaft, sebagai penerus tenaga ynag
sudah dihasilkan oleh fluid coupling ke transmission.
Impeller dan Turbine memiliki vane pada
bagian dalamnya saling berhadapan. Impeller, kadang juga disebut sebagai pump,
dihubung kan dengan engine flywheel dan turbine dihubungkan dengan transmission
input shaft. Impeller merupakan komponen penggerak dan turbine adalah komponen
yang digerakkan.
Impeller mengubah tenaga
mekanis dari engine menjadi tenaga fluida dan turbine mengubah kembali tenaga fluida
ini menjadi tenaga mekanis untuk menggerakkan transmission. Impeller dan turbine
diletakkan berdekatan satu sama lain untuk mendapatkan effisiensi yang tinggi.
Konsep Kerja Penghubung Hidrolis
Cara
kerja fluid coupling (penghubung hidrolis) dapat dibanding kan dengan kerja dua
buah kipas angin listrik (gambar diatas) yang diletakkan berdekatan dan saling
berhadapan satu sama lain. Bila salah satu kipas tersebut berputar karena
dialiri arus, maka kipas yang lainnya juga akan berputar karena adanya tenaga
dari angin yang dihembuskan oleh kipas yang berputar.
Pada fluid
coupling, fluida bekerja sebagai angin pada antara ke-dua kipas tadi. Seperti
halnya pada kipas, tenaga fluida yang dialirkan oleh driving component (komponen
penggerak) merupakan tenaga yang di gunakan untuk menggerakkan driven component
(komponen yang digerakkan). Fluida memiliki massa yang lebih berat dibanding
udara karenanya mampu memindahkan tenaga yang lebih besar pula.
Tenaga mekanis dari engine diubah
menjadi tenaga hidrolis dan tenaga hidrolis ini diubah kembali menjadi tenaga
mekanis untuk menggerakkan output shaft.
Cara Kerja Fuid Couling
Impeller dan
terhubung langsung dengan engine flywheel. Turbine yang berhubungan dengan
komponen yang akan digerakkan.Fluid coupling housing komponen sebagai tempat
oli.
Impeller dan turbine keduanya berputar dalam housing. Keduanya tidak terhubung
secara mekanis. Housing dipenuhi oleh oli.
Pada saat engine dihidupkan impeller akan mulai berputar dan mendorong oli dari
bagian tengah menuju ujung luar impeller. Bentuk dari impeller dan gaya
setrifugal menyebabkan oli menendang turbine blade. Gaya dan tenaga dari oli
akan memutarkan turbine dan menghubungkan engine dengan transmission dan
memindahkan tenaga yang diperlukan untuk menggerakkan machine. Setelah
menendang turbine, kecepatan aliran fluida ber kurang dan mengalir menuju
bagian tengah turbine untuk masuk kembali ke impeller.
Saat oli meninggalkan turbine, alirannya berlawanan arah dengan aliran
oli pada impeller dan cenderung melawan arah putar impeller. Kondisi inilah
yang membedakan antara fluid coupling dan torque converter.
No comments:
Post a Comment