Fluida adalah setiap substansi yang bisa mengalir, dengan bebas berubah
bentuk dan begerak dibawah pengaruh gaya dorong. Gerakan fluida bisa dianalisa
hingga level mikroskopik, memperlakukan setiap molekul fluida sebagai suatu
benda proyektil. Pendekatan ini bisa sangat membosankan untuk tingkat
praktikal, tetapi masih bermanfaat sebagai model sedehana gerakan fluida.
Beberapa sifat fluida dapat diperkirakan dengan tepat dengan model ini,
terutama perkiraan yang berhubungan dengan enerji potensial dan kinetis. Namun,
kemampuan molekul-molekul fluida untuk bergerak dengan bebas memberinya sifat
tersendiri yang tidak dimiliki benda padat. Salah satu sifat ini adalah
kemampuan untuk dengan mudah memindahkan tekanan yang didefenisikan sebagai
gaya persatuan luas.
1.1 Hukum Kekekalan
Hukum kekekalan masa menyatakan bahwa masa tidak dapat diciptakan maupun
dimusnahkan. Hukum kekekalan enerji menyatakan bahwa enerji tidak dapat
diciptakan maupun dimusnahkan. Namun, kedua masa dan enerji bisa berubah
bentuk, dan bahkan berubah menjadi salah satunya sebagai fenomena nuklir.
Perubahan masa menjadi enerji, atau enerji menjadi masa, secara kuantitatif
dijelaskan dengan persamaan Albert Einstein yang terkenal:
E = mc2
dimana: E = Energy (joules)
m
= Mass (kilograms)
c = kecepatan cahaya (kira-kira 3 × 108
meters per second)
Hukum kekekalan enerji banyak ditemukan dalam kehidupan dan bidang ilmu
pengetahuan, tetapi dalam realita kontrol proses ditemui prinsip keseimbangan
masa dan keseimbangan enerji yang merupakan pernyataan langsung hukum-hukum
ini. Keseimbangan masa mengacu pada kenyataan bahwa jumlah total masa yang
memasuki suatu proses harus sama dengan jumlah total masa yang keluar dari
proses, asalkan prose dalam keadaan mantap (steady state). Sebagai sederhana,
adalah laju aliran yang memasuki pipa harus sama dengan laju aliran fluida yang
keluar dari pipa, asalkan pipa tidak mengumpulkan ataupun mengeluarkan masa
dari volume dalamnya. Keseimbangan enerji adalah konsep yang serupa, yang menyatakan
bahwa jumlah total enerji yang memasuki suatu proses haruslah sama dengan
jumlah total enerji yang keluar dari proses, asalkan kondisinya mantap (tidak
ada enerji yang disimpan maupun dilepas dari proses).
1.2 Mekanika klasik
Mekanika klasik (disebut juga sebagai mekanika Newtonian) berhubungan
dengan gaya dan gerak objek dalam keadaan umum. Penerapan instrumentasi
kebanyakan berhubungan kenyataan fisik ini. Dua bidang fisik lainnya relativistic
and quantum tidak dibicarakan dalam bahasan ini karena domainnya diluar
pengalaman tipikal instrumentasi industri.
1.2.1 Hukum Newton tentang gerak
Hukum ini menyatakan, bahwa:
a.
Suatu benda yang diam akan tetap diam;
suatu benda yang bergerak akan tetap bergerak.
b.
Percepatan suatu benda berbanding langsung
dengan gaya yang bekerja padanya dan berbanding terbalik dengan masa benda
tersebut.
c.
Gaya antara dua benda selalu sama besar
namun berlawanan arah.
Hukum Newton pertama dapat dianggap sebagai hukum kelembaman (law of inertia) karena menjelaskan sifat kelembaman yang ditunjukkan setiap benda yang
memiliki masa, yaitu perlawanan terhadap perubahan kecepatan. Hukum Newton
kedua adalah padankata lisan tentang rumusan gaya/masa/percepatan F = ma. Hukum Newton ketiga menjelaskan bagaimana gaya selalu ada berpasangan
antara dua benda. Misalnya baling-baling helicopter yang sedang berputar, mendesakkan
gaya ke bawah terhadap udara (mempercepat/menekan udara ke bawah), sedangkan
udara mendesakkan gaya ke atas terhadap helicopter (untuk terbang menggantung).
Kedua gaya ini sama besarnya tetapi arahnya berlawanan. Demikianlah yang selalu
terjadi ketika gaya ada di antara dua benda.
1.2.2 Kerja dan Enerji
Kerja adalah pengeluaran enerji yang dihasilkan dari didesakkannya suatu
gaya yang sejajar dengan perpindahan gerak:
W = F.x
dimana: W = kerja,
dalam joules (metric) atau foot-pounds (English)
F = gaya yang melakukan kerja,
dalam newtons (metric) atau pounds (English)
x = perpindahan/jarak yang
dilakukan kerja, dalam meters (metric) atau feet (English)
Enerji potensial (Potential energy) adalah enerji yang ada dalam keadaan tersimpan, memiliki potensi untuk melakukan
kerja. Jika kita melakukan kerja mengangkat benda secara vertikal melawaan gaya
berat tarik bumi, kita menyimpan enerji potensial yang kemudian nanti bisa
dilepas dengan mengembalikan benda tersebut ke ketinggian semula. Persamaan
untuk enerji potensial adalah suatu bentuk persamaan kerja tersendiri (W = Fx), dimana kerja dinyatakan sebagai enerji potensial (W = Ep), gaya
dinyatakan sebagai berat karena gravitasi yang bekerja pada benda (F = mg), dan perpindahan dinyatakan
ketinggian (x = h):
W = Fx
Ep = mgh
dimana: Ep = enerji potensial energy dalam
joules (metric) atau foot-pounds (British)
m = masa benda dalam kilograms
(metric) atau slugs (British)
g = percepatan grvitasi dalam
meters per detik kuadrat (metric) atau feet per detik kuadrat (British)
h = tinggi angkat dalam meters
(metric) atau feet (British)
Enerji
kinetik (Kinetic energy) adalah enerji dalam bentuk gerak. Enerji kinetik suatu benda bergerak adalah sama dengan:
Ek = ½.mv2
dimana: Ek = enerji kinetik dalam joules
(metric) atau foot-pounds (British)
m = masa benda dalam kilogram
(metric) atau slug (British)
v = kecepatan dalam meter per detik (metric) atau
feet per detik (British)
Hukum kekekalan enerji sangat berguna dalam persoalan mekanika
projektil, dimana secara tipikal dianggap bahwa projektil tidak kehilangan
enerji dan tidak memperoleh enerji saat bergerak terbang. Sehingga kecepatan
projektil tergantung ketinggiannya di atas permukaan tanah, karena jumlah
enerji potensial dan kinetik harus tetap konstan:
Ep + Ek = constant
Pada benda yang jatuh bebas, dimana sumber enerji untuk projektil
hanyalah tinggi awalnya, enerji potensial awalnya harus sama dengan enerji
kinetic akhirnya:
Ep (initial) = Ek (final)
mghi = ½.mvf 2
dari persamaan di atas terlihat bahwa masa m dapat dihapus, sehingga
persamaan dapat disederhanakan menjadi:
ghi = ½.vf2
juga terjadi kesimpulan yang bertentangan bahwa masa benda yang jatuh
bebas menjadi tidak bersangkut-paut dengan kecepatannya. Bahwa, benda berat dan
benda ringan yang jatuh bebas akan mencapai tanah dengan kecepatan yang sama,
dan jatuh dengan waktu yang sama, jika dilepas dari ketinggian yang sama dan
dengan pengaruh gravitasi yang sama.
Analisa dimensional menegaskan sifat alami enerji baik dalam bentuk
potensial, kinetic, atau bahkan masa (sebagaimana dijelaskan dalam persamaan
Einstein). Pertama kita akan menata ketiga persamaan enerji ini berdekatan untuk
membandingkan variabelnya:
Ep =
mgh enerji
potensial karena ketinggian
Ek =
½.mv2 enerji kinetik karena kecepatan
E =
mc2 kesepadanan masa ke enerji (mass-to-energy equivalence)
Berikutnya, kita akan menganalisanya swcara dimensional menggunakan
standard SI. Menurut kaidah SI, masa m selalu dinyatakan dalam kilogram kg,
jarak h dalam meter m, dan waktu t dalam detik. Ini berarti bahwa kecepatan (v
atau c untuk kecepatan cahaya) dalam sistem SI dinyatakan dalam meter per detik
[m/s] dan percepatan (a, atau g untuk percepatan gravitasi) dalam meter per detik
kuadrat [m/s2]:
untuk artikel lebih lengkap dapat di dowloadf disini:::
artikel yang paling lengkap atau di http://www.scribd.com/doc/145783688/Mekanika-Fluida
No comments:
Post a Comment